Kamis, 14 Januari 2016

Kunci Sukses

Kunci Sukses menurut Islam :

5 kekuatan ajaib Kunci menggapai kesuksesan dunia dan akhirat

Ada lima kekuatan ajaib dalam kehidupan ini yang dapat mengantarkan ummat Islam pada kesuksesan dunia dan kesuksesan akhirat.

Lima hal yang terlupakan, yang sebenarnya sudah ada rumusnya dalam ajaran agama Islam.

Kelima rumus tersebur adalah :

1. Syukur
2. Ikhlas
3. Sabar
4. Istiqomah
5. Khusnuzan.

Jika lima ajaran ini dapat dipraktekan dengan benar, maka pintu kesuksesan dan kebahagiaan akan terbuka.

Kekuatan Istiqamah
Mengapa Istiqamah?

Allah swt. Berfirman : ”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:”Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka (beristiqamah) meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ”Janganlah kamu takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.
” (QS Fushshilat:30)

Banyak kaum muslimin dewasa ini yang hanya berhenti pada lirik pertama ayat ini : ”Tuhan kami ialah Allah” dan menyatakan pengakuan dengan bersaksi bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad saw adalah Rasul utusan Allah swt.

Namun kita jauh dari lirik kedua : ”Kemudian mereka beristiqamah meneguhkan pendirian mereka”, padahal Allah swt telah berjanji-dan janjiNya pasti benar dan tepat adanya bahwa jika kita istiqamah, maka malaikat akan turun menghampiri kita sembari menghibur kita, ”Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Kesedihan dan ketakutan jauh dari orang-orang yang istiqamah.

Mereka selalu riang dengan hadiah surga yang dijanjikan dan menikmati kucuran rezeki yang tiada habisnya, sebagaimana janji Allah swt.

”Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus diatas jalan itu, benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar.

Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya.

Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya kedalam azab yang amat berat.” (QS Jin:16-17)

Dari sinilah muncul istilah populer :

Istiqaamatu khairu min alfi karomah

”Istiqamah lebih baik daripada seribu karomah.”

Bagaimana cara Istiqamah?

Satu-satunya cara ideal dalam hal ini adalah meneladani laku Rasulullah saw sebagai teladan bagi umatnya, sebab beliaulah orang pertama yang menempuh jalur lurus istiqamah.

Firman Allah swt. ”Maka tetap (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu.
” (QS Hud:112).

Tidak hanya berhenti disitu, namun Allah swt. melanjutkan titahnya: ”dan orang yang telah taubat beserta kamu.”

Jalur istiqamah bertentangan dengan jalur thughyan (penyimpangan), sebagaimana  lanjutan titah yang menjadi penutup ayat:

”dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Allah swt. sekali lagi menegaskan hal tersebut kepada RasulNya dengan firman:

”Maka karena itu serulah dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.
” (QS Asy-Syura : 15).

Perintah ini di ikuti dengan perintah untuk menjaga konsistensi, istiqamah.

”Katakanlah: ”Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya.

Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukanNya.
” (QS Fushshilat : 6).

ISTIQAMAH DALAM HATI
Kekuatan Niat :

Diriwayatkan dari Ibnu’Abbas ra, dari Rasulullah saw sebagaimana yang diriwayatkannya dari Tuhannya Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, Rasulullah saw bersabda :

”Sesungguhnya Allah menulis amal-amal kebajikan dan amal-amal keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut; bahwa barangsiapa yang berniat ingin melakukan suatu kebajikan, lalu ia urung melaksanakannya, maka Allah telah mencatatnya sebagai satu kebaikan penuh disisi-Nya, dan barangsiapa yang berniat ingin melakukan dan benar-benar melaksanakannya, maka Allah azza wa jalla mencatatnya disisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan

Bandung 14 September 2015
Semoga bermanfaat.
(Ustadz Yachya Yusliha).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar